Kredit Fiktif Diduga Jadi Pemicu Dwi Hartono Terjerat Kasus Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih: Sang Istri Diduga Kabur
Total sudah 8 tersangka ditahan Polda Metro Jaya dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta.
Salah satu tersangka adalah Dwi Hartono (DH) yang diduga menjadi dalang utama kematian Ilham. Motif pembunuhan sejauh ini belum diungkapkan polisi. Meski banyak informasi yang berseliweran menyebutkan kredit fiktif diduga menjadi dugaan motif pembunuhan.
Dwi Hartono dikenal luas sebagai pengusaha kaya raya asal Rimbo Bujang, Jambi. Ia kerap disebut sebagai “crazy rich Jambi” karena gaya hidup glamornya dan kedekatannya dengan sejumlah tokoh penting.
DH ditangkap bersama tiga tersangka lain, YJ, AA, dan C, yang disinyalir sebagai aktor intelektual kasus tersebut. Istri dari Dwi Hartono (DH), Andreana Wulandari diduga kabur lebih dulu sebelum suaminya ditangkap polisi di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025).
Benar, mereka aktor intelektual, ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim.
Polisi menyita lebih dari 20 unit ponsel dari tangan DH. Momen penangkapan sempat terekam di kanal YouTube Jacklyn Choppers, menampilkan DH menyerahkan ponsel-ponselnya kepada petugas.
DH dikenal aktif di media sosial dengan akun “Klan Hartono” dan kerap memposting foto bersama istrinya, Adreana Wulandari, termasuk saat berlibur ke luar negeri.
Seorang saksi yang mengaku mantan karyawan Hartono menyebutkan kondisi ekonomi DH dan istrinya menurun selama tiga tahun terakhir.
Ia juga menekankan bahwa dugaan motif di balik penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta terkait kredit fiktif yang merugikan korban. "Kemungkinan iya, dia sama istrinya jadi dalang. 3 tahun terakhir emang udah bangkrut," ujarnya.
Lebih mengejutkan lagi, Adreana disebut kabur tengah malam bersama anak-anaknya. Istrinya udah kabur duluan, jam 12 malam sama anak-anaknya pas dicek di CCTV, tulis saksi.
Informasi ini belum dikonfirmasi pihak berwajib. Selain itu, Adreana aktif berjualan baju di TikTok, sementara akun Instagramnya kini dikunci atau private.
Kasus bermula saat Mohamad Ilham Pradipta diculik oleh AT, RS, RAH, dan RW di parkiran swalayan kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025).
Esoknya, jasad Ilham ditemukan di Desa Nagasari, Serang Baru, Bekasi, dengan tangan dan kaki terikat serta mata dililit lakban. Para tersangka mengaku sempat kebingungan saat mengeksekusi dan membuang jasad korban.
Jasad Ilham kemudian dimakamkan di TPU Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan aktor intelektual yang memiliki gaya hidup terbuka di media sosial.
Namun diduga kuat menjadi dalang di balik aksi kekerasan yang menjatuhkan Kacab Bank BUMN tersebut, dengan dugaan motif utama terkait kredit fiktif.
Sosok Andreana dan Dwi Hartono
Andreana dikenal memiliki gaya hidup glamor, yang terlihat jelas dari berbagai unggahan maupun cerita mengenai aktivitas kesehariannya.
Ia dan suaminya sering berlibur ke luar negeri, menikmati perjalanan ke berbagai negara, yang semakin menampilkan gaya hidup mewah mereka.
Pada Juli 2025 lalu, misalnya, Andreana diketahui baru saja melakukan perjalanan ke Tiongkok, sebuah momen yang menarik perhatian netizen.
Berbeda dengan sang suami yang aktif menampilkan diri di media sosial, akun Instagram Andreana justru tidak terkunci dalam mode privasi.
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Dwi Hartono dikenal sebagai salah satu crazy rich di Rimbo Bujang, Jambi.
Selain itu, kesehariannya juga dikenal sebagai motivator. Hartono terkenal sebagai pengusaha sekaligus filantropis yang aktif memberikan beasiswa untuk anak kurang mampu.
Salah satu aksinya yang paling dikenang adalah pada tahun 2024, saat membiayai korban rudapaksa hingga jenjang S2, yang sempat mendapat pujian dari pengacara Hotman Paris.
Kehidupan di media sosialnya juga glamor, dengan akun “Klan Hartono”. Ia sering mengunggah aktivitas bersama pejabat publik, mulai dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, hingga pejabat TNI. Terlihat juga momen dirinya saat tampil sebagai pembicara di depan audiens.
Kehidupan glamor Dwi Hartono perlahan harus ditinggalkan, mengingat dirinya kini ditetapkan sebagai otak kasus pembunuhan.
Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, diculik empat eksekutor berinisial AT, RS, RAH, dan RW alias Eras di area parkir Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025).
Dwi Hartono, lahir di Lahat, Sumatera Selatan pada 6 Oktober 1985, dikenal luas sebagai pengusaha. Ia aktif di berbagai bidang, mulai dari properti, perkebunan, perdagangan, pendidikan, hingga bisnis fashion dan perawatan kulit.
Sejak muda, Hartono sudah terbiasa berwirausaha. Saat kuliah, ia memulai usaha kecil seperti warnet, rental PlayStation, coffee shop, hingga warung makan.
Kediaman mewah Dwi Hartono terletak di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor. Rumah bergaya modern dengan pagar emas kini terlihat sepi dan kosong.
Menurut keterangan petugas keamanan setempat, rumah tersebut sudah lama ditinggalkan, meski tidak diketahui secara pasti sejak kapan.
Dwi Hartono merupakan pria kelahiran Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. Meski berasal dari daerah kecil, ia sukses membangun bisnis dan dikenal sebagai tokoh masyarakat. Dwi memiliki tiga anak dan pernah tinggal di beberapa kota besar sebelum menetap di Bogor.
Ia mendirikan dua perusahaan besar, yaitu PT Hartono Mandiri Makmur yang bergerak di bidang pengembangan perangkat lunak, serta PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia dengan platform edukasi Guruku.com. Kantor perusahaannya bahkan berlokasi di kediaman pribadinya di Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.
Nama Dwi kembali mencuri perhatian publik setelah ia mengaku membeli satu unit helikopter senilai Rp20 miliar.
Tak hanya itu, ia membangun helipad di Rimbo Bujang, Jambi, tepat di depan rumah orang tua yang memiliki lahan seluas dua hektar. Menurutnya, fasilitas ini dibuat agar akses ke halaman kampung lebih cepat dan mudah.
Dwi Hartono juga menonjol dalam bidang akademis. Ia sempat membagikan pencapaiannya di media sosial bahwa dirinya diterima di program Magister Administrasi Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM).
Bahkan, ia mengaku mengambil tiga jurusan S-2 sekaligus dengan target melanjutkan hingga jenjang doktoral, bahkan profesor. Hal ini menunjukkan ambisi besarnya tidak hanya dalam bisnis, tetapi juga pendidikan.
sumber: kaltimpos